Tuesday 3 February 2015

Kisah Jabire, Warga Kelurahan Bulu Tempe, Kec. Tanete R.B -Menyambung Hidup Dari Barang Bekas

BULU TEMPE,BONEBER1.COM--Kaki tua itu tak henti-hentinya berayun. Kesana, kemari, seperti tak mengenal kata lelah. Tangannya tak henti memungut satu demi satu kaleng bekas yang berserakan di sekitaran Kelurahan Bulu Tempe, Kecamatan Tanete Riattang Barat. Sesekali ia usap keringat yang mengucur deras di dahinya. Teriknya matahari dan dinginnya suhu dipagi hari tak menjadi penghalang Jabire mencari kaleng dan botol bekas sebagai sumber rezeki dalam menyambung hidupnya bersama istri tercintanya, Becce. Kamis (29/1/15), Boneber1.com tak sengaja menemui Jabire di lorong dekat Kantor Lurah Bulu Tempe, ketika itu ia terjatuh di sisi jalan. Terlihat jelas tubuhnya begitu lemah, berdiri pun susah ia lakukan seorang diri. Namun apa daya, ia lakukan semua itu untuk membeli beras untuk melangsungkan hidupnya. Kakek pengumpul barang bekas itu sebenarnya tidak asing lagi dimata kami. Setiap pagi Tribun Bone melihatnya dengan asyik bergaul dan bergulat dengan sampah-sampah yang berserakan di sekitaran Kelurahan Bulu Tempe. Sampah-sampah yang bagi sebagian orang mungkin sudah tidak berguna lagi. Usaha Kakek itu dalam menyambung hidup patut diacungi jempol. Meskipun usianya tak mudah lagi, ia tetap gigih dalam mencari rezeki halal, Setidaknya ia tidak ingin menjadi pemalas yang sering menadahkan tangan di lampu merah. Senin (3/2/15) pagi, kami meluangkan waktu berkunjung di kediamannya. Ia tinggal di rumah semi permanen dengan kondisi memperihatinkan, berdinding papan yang mulai rapuh dimakan rayap, beratap "bakkaweng" yang sudah mulai berlubang, yang berlokasi hanya beberapa kilometer saja dari Kantor Bupati Bone dan kantor DPRD Kab. Bone atau lebih tepatnya di sekitar Kantor Lurah Bulu Tempe. Hari itu, Ia bercerita banyak kepada kami, ia mengaku umurnya sudah lebih 100 tahun dan memiliki beberapa anak, namun anaknya sudah berkeluarga semua dan tak lagi tinggal bersamanya. Menurutnya, anaknya pun keadaan ekonominya tak bisa ia harapkan dan tak mau juga merepotkan sang anak. Seusai sholat subuh, ia berangkat untuk mengais rezeki dari barang bekas atau orang sering menyebutnya sampah, lorong demi lorong ia susuri sembari membawa dua kantong plastik. Setiap hari, dia hanya mampu memungut dua kantong kaleng bekas, kemudian dikumpulnya dalam satu karung berukuran besar dan terkadang ia membutuhkan waktu seminggu untuk mengumpulkan satu karung itu. Menurutnya, Ia jual barang-barang bekas itu seharga Rp.1.500 per kilogram, tak jarang satu karung itu beratnya tak lebih 5 kilogram. Dari penjualannya itu, ia sisihkan untuk membeli beras bahkan hanya sekedar membayar utang berasnya. Menurutnya, Pemerintah Kelurahan Bulu Tempe sudah sering membantunya terutama pembagian Raskin, tak jarang ia digratiskan jika sudah tak punya uang lagi membayar Raskin itu. "Alhamdulillah, Lurah baik sekali, sering membantu saya dan istri," ucapnya dengan nada yang begitu pelan. Lanjutnya, "Hari ini, baru saya minum kopi lagi karena ada sejumlah mahasiswa (STKIP) yang memberi saya uang sekitar Rp.300 ribu," Tambahnya. Sungguh ironis, Jabire boleh dikatakan salah satu veteran Indonesia, hidupnya tak lebih baik ketika masa pejajahan Belanda dan Jepang. Padahal negeri ini hampir 70 tahun sudah merdeka. Seharusnya ini menjadi tamparan keras bagi Pemerintah, khususnya Pemkab. Bone.

0 komentar:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com