PONRE, BONEBER1.COM--Sabtu (21/2/15), Ratusan warga dari dua desa yakni Desa Mattampae dan Pattimpa melakukan kerja bakti dalam rangka pembersihan dan pemeliharaan salah satu cagar budaya yang terdapat di Kecamatan Ponre. Sumur Arajang'E itulah sebutan yang dikenal masyarakat setempat. Sumur tersebut mengandung nilai sejarah sangat tinggi dan merupakan salah satu sumur tertua yang ada di Kabupaten Bone.
Lokasi sumur itu sendiri berada di sekitaran perkebunan milik Kepala Dinas PU Kab. Bone yang berada di Dusun Bulu Pasekko, Desa Mattampae, Kec. Ponre. Kegiatan tersebut juga dihadiri Anggota DPRD Provinsi Sulsel, H. Syahrir SE, Kabid Seksi Penertiban Tarkim, Mustakim, Kades Mattampae, Syamsul Bahri, Sekdes Poleonro, A. Hasanunddin, Sekdes Mattampae, para kepala dusun, tokoh masyarakat serta ratusan warga setempat.
Menurut Syahrir, kegiatan tersebut terlaksana berkat inisiatif masyarakat dan kerjasama antara Pemerintah Desa Mattampae dan Pattimpa. Ia menambahkan, pembersihan sumur tua itu merupakan bagian usaha pelestarian cagar budaya yang memiliki nilai historis tinggi sembari mengingat kembali nilai-nilai sejarah yang terkandung didalamnya.
"Kita melakukan pembersihan ini dalam rangka memelihara tempat bersejarah yang ada di sini dan mengingat serta mencoba menggali kembali apa-apa yang terjadi di masa silam di Sumur Ajarang'E ini. Karena dari sumur ini lah kata "Mico" itu berasal. Kita ingin memperkenalkan, bahwa cagar-cagar budaya yang bernilai sejarah tinggi banyak juga di Ponre, salah satunya ini, dan saya selaku putra Ponre itu sudah menjadi kewajiban saya" Terang Anggota DPRD Prov. Sulsel itu.
Menyambung pernyataan tersebut, Syamsul Bahri, Selaku Kades Mattampae, menuturkan, Pembersihan sumur Arajang'E sudah dilakukan dua kali, pertama kali dibersihkan sekitar 40 tahun yang lalu. Pembersihan itu dalam rangka pemeliharaan sumur keramat itu dan dilakukan secara gotong royong oleh ratusan warga dua dari desa dengan cara menggali kembali, memasang batuan-batuan seluruh di dinding sumur kemudian melakukan pengecoran di sekitaran area sumur tersebut. Kegiatan itu dimulai pada sekitar pukul 08.00 Wita hingga sore hari.
Konon kabarnya, Sumur Arajang'E itu merupakan tempat mandi para raja dan panglima perang Kerajaan Bone, diantaranya adalah Petta Makkita Walie, Petta Lampe Gemme' hingga Petta Labuaja. Uniknya, Menurut Ahli Sejarah Ponre, A. Agustang S.Pd, dulu di sekitaran sumur itu terdapat pohon lombok yang sangat besar dengan buah yang memiliki tujuh bentuk, diantaranya berbentuk buah Kapas, Labu dan Jeruk.
Lokasi sumur itu sendiri berada di sekitaran perkebunan milik Kepala Dinas PU Kab. Bone yang berada di Dusun Bulu Pasekko, Desa Mattampae, Kec. Ponre. Kegiatan tersebut juga dihadiri Anggota DPRD Provinsi Sulsel, H. Syahrir SE, Kabid Seksi Penertiban Tarkim, Mustakim, Kades Mattampae, Syamsul Bahri, Sekdes Poleonro, A. Hasanunddin, Sekdes Mattampae, para kepala dusun, tokoh masyarakat serta ratusan warga setempat.
Menurut Syahrir, kegiatan tersebut terlaksana berkat inisiatif masyarakat dan kerjasama antara Pemerintah Desa Mattampae dan Pattimpa. Ia menambahkan, pembersihan sumur tua itu merupakan bagian usaha pelestarian cagar budaya yang memiliki nilai historis tinggi sembari mengingat kembali nilai-nilai sejarah yang terkandung didalamnya.
"Kita melakukan pembersihan ini dalam rangka memelihara tempat bersejarah yang ada di sini dan mengingat serta mencoba menggali kembali apa-apa yang terjadi di masa silam di Sumur Ajarang'E ini. Karena dari sumur ini lah kata "Mico" itu berasal. Kita ingin memperkenalkan, bahwa cagar-cagar budaya yang bernilai sejarah tinggi banyak juga di Ponre, salah satunya ini, dan saya selaku putra Ponre itu sudah menjadi kewajiban saya" Terang Anggota DPRD Prov. Sulsel itu.
Menyambung pernyataan tersebut, Syamsul Bahri, Selaku Kades Mattampae, menuturkan, Pembersihan sumur Arajang'E sudah dilakukan dua kali, pertama kali dibersihkan sekitar 40 tahun yang lalu. Pembersihan itu dalam rangka pemeliharaan sumur keramat itu dan dilakukan secara gotong royong oleh ratusan warga dua dari desa dengan cara menggali kembali, memasang batuan-batuan seluruh di dinding sumur kemudian melakukan pengecoran di sekitaran area sumur tersebut. Kegiatan itu dimulai pada sekitar pukul 08.00 Wita hingga sore hari.
Konon kabarnya, Sumur Arajang'E itu merupakan tempat mandi para raja dan panglima perang Kerajaan Bone, diantaranya adalah Petta Makkita Walie, Petta Lampe Gemme' hingga Petta Labuaja. Uniknya, Menurut Ahli Sejarah Ponre, A. Agustang S.Pd, dulu di sekitaran sumur itu terdapat pohon lombok yang sangat besar dengan buah yang memiliki tujuh bentuk, diantaranya berbentuk buah Kapas, Labu dan Jeruk.
0 komentar:
Post a Comment