Daffa merupakan pemain jebolan sekolah sepak bola tanah air Imran Soccer Academy (ISA). Siapa anak yang dipercaya menjadi kapten Real Madrid U-15 itu ? Muhammad Daffa Imran adalah salah satu bibit unggul dalam pesepakbolaan Indonesia yang harus terus digali dan diasah. Indonesia harus bersyukur memilikinya. Selain kepiawaiannya dalam lapangan hijau, Daffa juga terkenal sangat nasionalis, taat pada agama dan juga sangat berbakti pada orangtua.Muhammad Daffa Imran dilahirkan pada tanggal 18 Agustus 1999, yang lahir dari pasangan HM Zuchli Imran Putra SH MH dengan Hj Nurhaidah. Ayahnya yang dipanggil Abi adalah seorang advokat yang juga gila bola yang sangat mendukung dan peduli akan bakat Daffa Imran yang sangat ingin menjadi pesepakbola handal.
Daffa mulai mengenal sepakbola sejak berusia 10 tahun. Kemampuannya mengolah bola bermula di MS Futsal, terus kemudian berlatih di SSB MBSS dengan Inyong Lolombulan sebagai pelatihnya. Saat ISA berdiri pada tanggal 1 Januari 2012, Daffa pun semakin terasah keterampilan mengolah bolanya di Akademi tersebut. ” Tidak ada paksaan dalam mencintai bola ini mas,” kata pria berparas manis dan tampan itu. Anak hasil didikan sekolah SMA 8 Bekasi, Jawa Barat itu memiliki karakteristik menonjol yaitu lincah, kuat ,tangkas dan berdaya jelajah tinggi dalam menggiring bola. Tenaga Daffa yang kala itu sebagai gelandang juga sangat kuat. Dengan tubuhnya yang tinggi (175 cm) diusia 15 tahun, Daffa bisa menjelajahi lapangan sepakbola seluas itu berkali-kali tanpa lelah. ”Dia berani main keras, visi misinya ada. Pemain ini bisa besar kalau mentalnya juga terus kuat,”kata Pelatih ISA, Sarmin.
Ketika PSSI mencari bibit unggul ke daerah, Daffa pun masuk kedalam jaringannya. Kala itu Daffa langsung didaulat masuk dalam Timnas Yamaha Indonesia pada tahun 2011 di Thailand dan timnya tampil sebagai Runner Up. Tahun 2012, pemain yang sangat mencintai ibunya itu terpilih mewakili Indonesia di Santiago Bernabeu dalam Piala Danone 2011. Dalam turnamen itu, Daffa Imran menjadi pencetak gol terbanyak dari semua tim Indonesia yang berlaga. Di tahun yang sama Daffa Imran terpilih menjadi pemain Timnas Indonesia U-12 mengikuti sebuah turnamen di Jepang.
Prestasinya bersama ISA juga diperoleh saat bermain Kanga Cup Australia. di Turnamen tersebut, ISA tampil menjadi Runner Up. Kepiawaiannya dalam menggiring bola membuat Daffa kemudian terpilih dalam ajang pencarian bakat pemain Club de meteeoor Amsterdam Belandsa. Daffa bergabung di klub tersebut pada tahun 2013. Tahun 2014 , Daffa terpilih menjadi salah satu pemain Indonesia yang berlatih di Reak Madrid U15.
Pemain yang selalu mematikan semua alat komunikasinya saat latihan itu juga merupakan sosok yang religius sekaligus nasionalis. Ia memiliki mental yang kuat didalam dan diluar lapangan. Ini terbukti dengan diusia yang relatif masih belia, harus berpisah ribuan kilometer dari orangtuanya. Tinggal di salah satu apartemen di dekat tempat dia berlatih, Daffa Imran harus membereskan semua urusan sendiri layaknya hidup berumah tangga. Mulai dari memasak, mencuci pakaian, setrika, membersihkan kamar harus dilakukannya sendiri disela sela latihan dan menempuh pendidikan. Sikapnya ini yang akan membuat mentalnya menjadi tertempa. kemandirian dan jiwa kepemimpinannya ang membuatnya terpilih menjadi Kapten Tim U15 Real Madrid.
Pria yang gemar dengan makanan fast food itu setiap hari harus menempuh perjalanan sekitar setengah jam dengan menggunakan kereta metro bawah tanah menuju tempat latihan. “Disini latihan setiap Senin sampai dengan Kamis, kemudian setiap hari Minggu melakukan ujicoba,” tulis Daffa. Kebahagiaannya diperoleh saat tanpa diduga duga mendapatkan sepatu bekas pakai Irfan Bachdim, pemain idolanya saat menjadi Runner Up Piala AFC “Senang dan bahagia sekali, menjadi motivasi saya untuk terus berusaha menjadi pesepakbola handal,” ungkapnya.
Pemain yang suka dengan buah asal Indonesia yakni rambutan itu memiliki karakteristik menonjol yaitu lincah, kuat ,tangkas dan berdaya jelajah tinggi dalam menggiring bola. Tenaga Daffa yang kala itu sebagai gelandang juga sangat kuat. Dengan tubuhnya yang tinggi (175 cm) diusia 15 tahun, Daffa bisa menjelajahi lapangan sepakbola seluas itu berkali-kali tanpa lelah.